Pages

Rabu, 26 September 2012

SABUN ANTI BAKTERI YANG TERNYATA MEMBERI MANFAAT BAGI BAKTERI




TERNYATA KITA MEMEBERI MAKAN BAKTERI SAAT MANDI 


Keberadaan sabun seperti sudah tidak bisa dihindarkan dalam  kehidupan manusia karena begitu banyak kebutuhan manusia yang berhubungan dengan debu, kotoran, noda dan lain-lain. Benda ini menjadi pembersih paling efektif untuk berbagai kebutuhan. Mulai untuk membersihkan pakaian, perabot rumah tangga, wajah, badan, dan perangkat lain, diciptakan jenis tersendiri sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, pembersih ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sejak zaman prasejarah.  Berbagai jenis variannya sudah banyak ditemukan. Dari sisi fungsi sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Derajat keasamannya pun turut diperhatikan agar mampu memberikan hasil pembersihan yang maksimal. Sabun untuk wajah berbeda dengan sabun cuci piring maupun deterjen. Untuk wajah punya tingkat basa yang lebih lemah dibanding deterjen. Kekuatan untuk mengiritasi kulit lebih kuat deterjen dibanding sabun wajah. Bentuk sabun yang sekarang ini ditemukan adalah batang, serbuk, krim, dan cair. Semuanya punya fungsi inti yang sama, yaitu membersihkan. Semua jenisnya mempunyai cara kerjanya masing-masing.

Tahukah Anda Bagaimana Cara Kerjanya?
Air dan sabun adalah komponen inti untuk menyingkirkan kotoran. Sebagian besar kotoran yang ada di pakaian atau kulit melekat sebagai lapisan minyak yang cukup tipis. Lapisan minyak yang bisa disingkirkan adalah yang partikelnya akan terangkat saat di cuci. Penggabungan sabun dan air membuat larutan dispersi koloid. Molekul  sabun kemudian bertindak mengelilingi butiran minyak dan melakukan proses emulsi. Molekul sabun memiliki ekor lipofilik yang berfungsi melarutkan minyak tersebut. Dibantu oleh ujung hidrofilik, butir minyak diarahkan ke air. Ini yang membuat kotoran minyak menjadi stabil dalam air. Akhirnya, bersihlah pakaian atau badan dari kotoran.
Dulu, sabun itu tidak menimbulkan busa saat dipakai untuk mandi. Hanya saja, gara-gara kesalahan seorang pekerja di pabrik yang terlena meninggalkan mesin produksi, jadilah produk yang dianggap cacat. Sabun terkontaminasi udara. Dan, ketika produk tersebut dilempar ke pasaran, ternyata muncul banyak gelembung atau busa saat dipakai. Herannya, sesuatu yang dianggap baru itu malah disukai oleh konsumen. Karena yang terkontaminasi terbatas, jadinya banyak konsumen menanyakan keberadaan produk tersebut yang seolah lenyap dari pasaran. Berawal dari situ, jadilah sabun berbusa dibuat secara massal. Kejadian tersebut berlangsung pada 1879

Sabun Anti Bakteri
Berbagai sabun telah dibuat macamnya sampai saat ini. Salah satunya yang cukup dikenal adalah sabun kesehatan. Banyak promo yang mengatakan pembersih jenis ini mampu melawan kuman yang ada di tubuh, terutama bakteri. Oleh karena itu pembersih ini dikenal pula dengan sebutan sabun anti bakteri. Konon, menurut kebanyakan iklan sabun kesehatan, memakai pembersih biasa tidak cukup untuk membasmi bakteri yang ada di tubuh. Oleh karena itu, pemakaian jenis pembersih ini disarankan untuk memberantas bakteri agar tidak sampai menginfeksi tubuh hingga jatuh sakit. Pada pembersih anti bakteri biasanya ditambah zat aktif seperti triclosan dan triclorocarbon. Pada triclosan, biasanya ditambahkan pada bahan sebanyak 0,3 hingga 1 persen. Sementara untuk triclorocarbon, penambahannya sekitar 1 hingga 1,5 persen. Kedua zat tersebut termasuk amulgator yang dapat larut pada larutan yang sesuai. Konsep zat yang disebut anti bakteri adalah memiliki pengaruh terhadap keberadaan bakteri di suatu tempat. Zat anti bakteri punya andil dalam mengganggu perkembangan bakteri dan atau membunuhnya dengan melakukan penghalangan dalam proses metabolismenya. Bagian dari mikroorganisme ini dikenal punya pengaruh untuk melakukan infeksi pada tubuh dan menimbulkan penyakit, termasuk pula, bisa merusak bahan pangan. Antibakteri secara aktif dapat menekan laju pekembangan bakteri sehingga jumlahnya tidak sampai membengkak. Ditinjau dari cara bekerjanya, anti bakteri punya empat langkah dalam mengenyahkan mikroorganisme ini. Caranya yaitu melakukan penghambatan pada sistesis dinding sel bakteri, meruntuhkan permeabilitas dinding sel bakteri, menggagalkan kerja enzim. Cara selanjutnya yaitu melakukan penghambatan pada sistesis protein dan asam nukleat. Klaim dari sabun anti bakteri tidak lepas dari kemampuannya dalam mengusir bakteri ini dari tubuh.

Kebenaran Klaim Sabun Anti Bakteri
Namun, klaim seperti itu justru disangsikan oleh banyak ahli. Menurut penelitian yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kemampuan untuk mengusir bakteri sebenarnya juga bisa dilakukan oleh pembersih biasa tanpa embel-embel anti bakteri. Kemampuan pembersih biasa sudah cukup untuk merusak membran sel bakteri hingga mereka mati. Hanya saja, pemakaiannya juga mesti tepat. Kalau ingin bakteri pengganggu lenyap, pembersih biasa bisa digunakan bersamaan dengan air hangat agar lebih efektif hasilnya. Mungkin, kalau tubuh sudah sangat terlalu kotor, sabun anti bakteri baru tepat untuk digunakan. Selain itu, pemakaian sabun anti bakteri ternyata juga punya tata cara tersendiri. Zat aktif yang ada pada pembersih tersebut memerlukan waktu untuk bisa membunuh bakteri. Penerapannya tidak boleh langsung dibilas usai dibalurkan tubuh. Namun, perlu ditunggu beberapa saat dan digosok dengan perlahan agar zat anti bakteri, semisal triclosan, dapat bekerja dengan sempurna. Sabun anti bakteri tidak mutlak sebagai satu-satu alat untuk membunuh bakteri. Pasalnya, produk gel pencuci tangan yang mengandung alkohol pun mampu membuat bakteri mati. Bahkan, sampai sekarang sebenarnya belum ada bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan soal klaim wajib memakai anti bakteri ini. BPOM-nya Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), menyatakan ada kekahawatiran jika sabun anti bakteri dipakai secara rutin. Zat aktif anti bakteri ini bisa berfungsi layaknya antibiotik yang bisa membuat bakteri menjadi resistan terhadap obat. Jika bakteri sudah menjadi super, anti bakteri apa pun tidak mampu membunuhnya.
Salah satu zat yang diduga memiliki andil dalam menciptakan bakteri super adalah triclosan. Zat anti bakteri ini selain ditemukan pada sabun, juga kerap dipakai di pasta gigi, detergen, dan produk lain. Sebuah penelitian yang termuat dalam jurnal Edmonton disebutkan, triclosan akan merugikan kesehatan dalam pemakaian jangka panjang. Selain membuat bakteri menjadi kebal, juga akan mengganggu proses kerja hormon tubuh secara normal dan menjelma sebagai racun tiroid. Bahkan, triclosan juga dianggap berperan dalam meracuni lingkungan dan memicu penyakit alergi. Untuk kawasan negara, Kanada segera melarang pemakaian triclosan pada produk yang beredar di sana.
Penelitian lain tentang triclosan menyatakan, ada sifat klorofenol pada triclosan. Artinya, triclosan turut menjadi penyebab hadirnya kanker di tubuh manusia. Zat ini kalau masuk ke dalam tubuh akan tersimpan di lemak. Akumulasi dari triclosan dapat menyebabkan kelumpuhan. Selain itu zat tersebut diduga menyebabkan kemandulan, lemahnya fugsi kekebalan tubuh, pendarahan di otak, penurunan fungsi seksual, masalah jantung, hingga koma. Namun, berbagai indikasi ini perlu kajian lebih lanjut. Terkait triclorocarbon, ternyata zat anti bakteri ini juga punya efek kurang baik bagi tubuh. Pada sebuah penelitian terhadap tikus, triclorocarbon menjadi zat yang menghambat proses reproduksi dan menimbulkan risiko kanker. Jadi, apapun jenis pembersih anti bakteri yang dipakai, mungkin efeknya baru terlihat dalam jangka panjang

0 komentar:

Posting Komentar