Pengaruh Sujud Ketika Sholat Terhadap
Kerja Amigdala dalam Mengatur Sistem Limbik Manusia (Suatu Analisa Neurofisiologi)
Harapan
Fakultas kedokteran
universitas syiah kuala, banda aceh,
Naggroe aceh
darussalam
Abstrak
Shalat
merupakan miditasi tingkat tinggi yang menggunakan efek anatomis dan fisiologis
tubuh manusia secara rinci. Setiap gerakan dalam sholat bagi manusia baik bagi
kesehatan fisik maupun batin. Sistem limbik merupakan siistem yang mengatur
emosi dan tata perilaku manusia yang dikendalikan oleh beberapa komponen yang
sangat kompleks, salah satunya adalah amiglada, yang memiliki fungsi dalam
sistem ini. Vaskularisasi amigdala tergolong sukar dan hanya berfungsi maksimal
pada posisi tertentu, salah satunya posisi sujut saat sholat. Vaskularisasi
amigdala yang cukup sangat diperlukan dalam distribusi neurotranmiter yang
berperan saat mengatur sistem lembik yang lain dalam menghasilkan suatu
ketentraman jiwa dan ketenangan emosi.
Kata kunci : vaskularisasi
amigdala, sistem lembik, sujud.
Pendahuluan
Islam
sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan sang
khalik dan alam surga, namun islam memeliki aturan dan ketentuan yeng bersifat
komperhensif, harmonis, jelas dan logis. Tidak ada ajaran agama islam yang
tidak logis walaupun ada beberapa anjuran yang belum difahami dengan baik,
namun itu karena ilmu anusia yang belum dapat menjangkaunya. Salah satu
ketentuan agama islam adalah mendirikan sholat untuk memperoleh kebaikan.
Sesuai dengan firman Allag SWT dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45.
Ketenangan
jiwa adalah janji Allah yang sudah pasti akan diberikan kepada orang yang
sholat. Hati bisa menjadi tenang mengingat dan berdzikir kepada Allah,
sedangkan sarana berdzikir yang paling efektif adalah sholat. Sholat adalah
sarana paling efektif untuk menyegarkan jasamani dan menenangkan jiwa. Satu hal
yang tidak bisa dilupakan dalam kaitan ini yaitu masalah ikhlas. Dengan siat
ikhlasdapat menghasilkan sholat khusyu’. Dengan rasa ikhlas dan kusyu’ inilah
semua berawal untuk tercapainya ketentraman jiwa, ketentraman batin dan emosi
atau kemenangan.
Diantara
temuan terdahulu tentang sujut dalam sholat adalah seperti yang terdapat dalam
buku Mukjijat Gerakan Sholat, karangan Madyo Wratsongko mengungkapkan bahwa
gerakan sholat dapat melenturkan urat saraf dan mengaktifkan urat saraf dan
mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemana tubuh. Gerakan sujud membuka
pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh,
membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta
membuka pembuluh darah dibagian dalam tubuh seperti arteri koronaria.
Selain
itu, sujut mengalirkan getah bening dari tungkai-perut dan dada ke leher karena
lebih tinggi. Dengan meletakkan tangan sejajar dengan bahu atau telinga, maka
akan memompa getah bening diketiak keleher. Selain itu, sujut juga melanjarkan
sistim peredaran darah himhha dapat mencegah wasir. Tapi sujud dengan cepat
tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang
belakang dan otot.
Penelitian
di Amerika menyebutkan terdapat beberapa saraf di dalam otak manusia yang sulit
dimasuki oleh darah. Padahal seluru bagian otak manusia emmerlukan darah yang
cukup untuk berfungsi secara lebih normal. Tetapi ketika orang sedang sujud,
maka darah menaglir keotak bagian tersebut. Bagian otak ini memerlukan darah
untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki saraf ini
menurut kadar waktu yang ditentukan dalam sholat. Bagian yang dimaksut tersebut
adalah salah satu komponen sistem
limbrik yang paling berperan yang dinamakan amigdala.
Oleh
karena itu maka tulisan ini akan mencoba memabhas tentang manfaat yang akan
didapatkan berupa perubahan yang luar biasa yang meliputi ketenangan jiwa dan
emosi dengan mendirikan sholat dengan
benar dan ikhlas.
Pembahasan
Kata
limbrik berarti “ batasan”. Digunakan untuk menjelaskan struktur tepi di
sekeliling regio basal dari serebrum. Namun secara luas sistem limbrik mengacu
kepada keseluruhan lintasan neuronal dan dorongan motivasional.
Sistem
limbrik terdiri dari struktur-struktur yang berkaitan satu sama lain yang
terdiri amigdala, hipotalamus, hipokarmus, septum, area paraolfaktoria,
epitalamus, nuklei anterior thalamus, dan bagian ganglia basalis. Sistem limbik
dipengaruhi oleh kortek prefrontal.
Sistem
limbrik manusia meliputi fungsi dalam pembelajaran kompleks, bernalar dan emosi
yang meliputi ; pengaturan tekanan darah, rasa marah, rasa senang, rasa
ngantuk, pengatur rasa haus dan lapar, seksualitas, ketenangan, rasa terhukum, rasa
takut, rasa kasih sayang, keadilan, pemaaf dan masih banyak yang lainnya.
Amigdala
adalah salah satu komponen sistem limbrik yang paling menonjol, merupakan pusat
utama pengumpulan data sensoris dan penghantar informasi emosi. Amigdala
menerima data sensoris dari thalamus, batang otak dan kuncup pengecapan, juga
informasi sensoris yang terintegrasi dari aderah asosiasi korteks serebral.
Sinyal neuron melewati amigdala dan hipotalamus serta batang otak dengan arah
berlawanan dan suatu jalur utama sinyal yang memicu eksprsi emosional merambat
dari amigdala ke sistem otonom dan sistem motoris somatik melalui hipotalamus
dan formasi retikular batang otak.
Emosi
terjadi dimulai dari dalam amigdala. Amigdala bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi ancaman dari luar, ancaman keamanan dan memberikan ancaman
“alarm” ketika sebuah ancaman mambutuhkan penanganan. Amigdala akan memberikan
respon sebelum wilayah korteks ( bagian dari otak yang bertanggung jawab
terhadap kerasionalitas dan keputusan) dalam memproses kerasionalan tubuh. Bisa
dikatakan, otak memiliki sistem elektrikal sedemikian sehingga tubuh menyadari
apa yang dilakukan.
Komponen
yang bertugas dalam rasionalisasi sebuah emosi adalah salah satu komponen dari
sistem limbrik yang dinamakan kortek prefrontal ( prefrontal cortex = PFC ).
Kortek prefrontal ini berfungsi sebagai pemproses rasionalitas dan pengambilan
keputusan. Ketika amigdala mengontrol emosi, kortek prefrontal mengendalikannya
dalam proporsi seimbang. Saat emosi, kadar norepinefrin tinggi dalam prefrontal
cortex, yang menyebabkan fungsi-fungsi wilayah otak ini tidak berjalan penuh.
Kortex prefrontal ini yang berlokasi diotak bagian depan ini juga memproses
suatu rangsangan untuk diolah, ditelaah berdasarkan informasi dan pengalaman
yang pernah terekam dalam memeori. Kemampuan untuk menghambat tingkah laku yang
tidak sesuai, pengaturan fokus, monitor aksi, perencanaan dan pengorganisasian
aksi masa depan juga bagian dari tugas korteks prefrontal.
Sehingga
dapat disimpulkan sementara bahwa komonen sistem limbrik saling mempengaruhi
antara yang satu dengan yang lain, sehingga jika suatu komponen mengalami
gangguan maka akan mempengaruhi fungsi komponen sisitem limbrik yang lain.
Berdasarkan tinjaun anatomi, tidak semua komponen sistem limbrik (seperti
amigdala) teraliri darah pada setiap posisi tubuh namun hanya akan memperoleh
asupan darah yang sempurna pada kondisi-kondisi tertentu misalkan pada saat
posisi kepala lebih rendah dari jantung seperti praktek sujud dalam sholat.
Amigdala memerlukan aliran darah yang memadai untuk tranportasi bahan kimia
untuk fungsinya yang sangat komplek dalam sisitem limbrik ini.
Struktur
amigdala merupakan komplek nukleus yang terletak dibawah korteks tiang (pole)
medial anterior lobus temporalis, yang memiliki banyak sekali hubungan dua
jalur dengan hipotalamus seperti juga dengan sisitem limbrik lainya. Jadi ada
suatu mekanisme saling keterkaitan fungsi satu denga yang lain, jadi jika satu
komponen baik maka dapat diharapkan kerjanya dapayt mempengaruhi komponen yang
memiliki keterkaitan dalam sistem limbrik ini.
Amidala
bertanggung jawab sebagai pusat penegndalian alam semsta. Amigdala memiliki
anyak hubungan dengan komponen lain dalam sisitem limbrik, oleh karena itu
amgdala menerima sinyal neuronal dari semua bagian korteks limbrik seperti juga
dari neokorteks lobus temporalis, parietal dan oksipetal, terutama dari area
asosiasi auditorik dan daerah asosiasi visual. Selain emerima sinyal dari anyak
komponen, amigdala juga menjalankan sinyal ke neorokorteks yang sama ke
hipokamus, septum, thlamus dan hipotalamus. Dengan kata lain amigdala
memperoleh imput sensori dari area asosiasi visual, auditori dan
samatosensorik. Hubungan ini memungkinkan amigdala memegang peran penting dalam
aktivitas efektif seperti rasa persahabatan, rasa cinta, ekspresi rasa takut
dan sifat agresif. Hubungan antara komponen sistem limbrik diperhatikan pada
Gambar 2
Dari
gambar 2 juga dapat diperhatikan bahwa amigdala maupun hipotalamus (yang juga
menerima sinyal dari amigdala) memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan,
artinya perubahan yang aka dihasilkan dari rangsangan ini dapat memicu komponen
pembentuk stres namun juga dapat memicu komponen penentram jiwa. Komponen
perilaku ini paa amigdal maupun pada hipotalamus pada nukleus-nulkleus berbeda
sehingga pemunculannya berdasarkan bagian mana yang mengalami rangsangan.
Komponen perilaku yang berbeda ini tidak akan muncul pada waktu yang bersamaan.
Tidak akan pernah suatu perasaan stresmuncul secara bersamaan dengan perasaan
senang. Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan
ini akan terjadi peningkatan keresahan sehingga situasi panik pada akhirnya akn
timbul. Hal ini terjadikarena rangsangan ini karena pengembalan melalui
hipotalamus ke sistem limbrik kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks
prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin. Sehingga membuat orang
yang sering emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak terkontrol
dalam perbuatan, dan melakukan perbuatan yang mungkar.
Karena
perangsangan terhadap komponen perilaku ini tergantung pada bagian mana yang
dirangsang. Maka dengan melakukan sujud pada saat sholat akan meningkatkan
rangsangan untuk komponen perilaku tentram, damai dan bahagia sebaliknya akan
menekan rangsangan komponen perilaku untuk perasaan emosi, cemas, amrah,
gelisah serta rasa seksualitas.
Emosi
diproses diamigdala baik secara langsung atau melalui sistem komponen limbrik
yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi yang
kerjanya dijalankan hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang
akan timbul- baik itu rasa sengang atau kecewa, marah atau bahagia serta emosi
yang lain-ditentukan oleh amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat
pembentukan, namun konsep dan pola emosi yang akan dibentuk sudah amigdala
walaupun hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen perilaku dengan
rangsangan listrik pada penelitia terdahulu. Komponen perilaku yang dibentuk
ditentukan oleh bagian mana dari hipotalamus
yang dirangsang oleh amigdala. Jika bagian hipotalamus yang dirangsang
adalah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya rasa marah (nukleus
porifornikal) maka akan muncul rasa marah, sebaliknya jika yang ditekan oleh
amigdala maka rasa marah akan tertekan, maka yang muncul adalah perasaan
tenang. Selain rasa marah, amigdala juga akan mempengaruhi pemunculan
komponen-komponen emosional lainnya seperti yang tertera pada Gambar 2.
Secara
normal, tubuh kita selalu memperoleh rangsangan dari lingkungan, sebagai
tanggapan umum untuk rangsangan ini, kelompok sel saraf tertentu yang dinamakan
caeruleun nucleus menghasilkan
norepinefrin, maka jika sadar norepinefrin ini terlalu rendah maka akan
menyebabkan depresi sedangkan jika kadarnya terlalu banyak maka akan
menghasilkan stress berat. Bagian lain yang disebut substansia Nigra pada formation
reticularis menghasilkan dopamin jika dirangsang oleh perasaan tenang atau
senang. Selain itu rangsangan oleh perasaan senang tenang akan mengikuti suatu
rute yang dinamakan pleasere reward
mesolimbic yang terutama diperantai oleh amigdala, hipakampus dan nucleus
accumbens. Rute ini dipicu oleh pengeluaran serotonom oleh hipotalamus saat
perasaan senang atau tenang muncul., selanjutnya seretonom ini memicu segmental
benral menghasilkan dopamin, dopamin ini dikirim ke amigdala, hipakampus dan nucleus
accumbens yang akan bertanggung jawab terhadap rute pleasure reward mesolimbic.
Oleh
akrena itu, rangsangan amigdala mengatur sistem limbrik yang lain sesuai dengan
sinyal yang diterima olehnya. Karena sinyal yang diterima berupanorepinefron
atau dopamin atau yang lainnya adalah suatu neurotransmiter sehingga memerlukan
aliran darah untuk transportasinya. Maka secara langsung aliran darah sangat
mempengaruhi perangsangan yang sampai pada amigdala. Salah satu yang paling
penting adalah dopamin sangat sukar menembus sawar darah otak sehingga sistem
limbik yang diperantarai oleh neurotransmiter ini yaitu ketentraman jiwa
relatif sukar dicapai. Karena rangsangan
dari lingkungan terus menerus-menerus datang maka untuk menanggapi hal ini caeruleum nucleus menghasilkan
norefinefrin. Kadar norefrinrfrin yang dihasilkan oleh caeruleun nucleus ini adalah faktor penyebab ketegangan.
Berkaitan
dengan hal diatas pada tahun 2001 Itzhak Fried dari UCLA School of Medecine dan
koleganya dari berbagai universitas memperlihatkan bahwa ada peningkatan
dopamin ekstraseluler pada amigdala yang diukur secara langsung dengan
mikrodialisasi intraserebral pada stimulus reward ( yang disamakan dengan
perasaan senang dan tentram) dan ketika mengerjakan tugas kognitif sedang
berlangsung.
Dari
penjelasan diatas, jelaslah bahwa rasa ikhlas dan rasa kusyu’ sangat penting
saat sujud salam sholat untuk memperoleh ketenangan jiwa dan ketentraman batin.
Karena dengan ikhlas dan kusyu’ akan memicu perangsangan jalur produksi dopamin
yang akan didistribusikan ke amigdala untuk merangsang komponen perilaku
tenang, ketentraman jiwa dan ketentraman emosi.
Jika
rasa ikhlas dan kusyu’ tidak muncul maka yang akan terjadi adalah perasaan
hampa, tida ada perubahan emosi dan perilaku yang akan kita peroleh setelah
melakukan sholat. Bahkan bisa menyebabkan semakin bertambahnya emosi atau
kecemasan yang dihadapi. Hal ini sesuai seperti yang sudah dibicarakan
sebelumnya bahwa terjadi umpan balik yang menyebabkan perangsangan sistem
limbrik untuk komponen stres melalui hipotalamus yang akhirnya dilanjutkan ke
korteks prefrontal dengan mengahsilkan katekolamin.
Kesimpulan
Sujud yang dilakuka pada saat
sholat mampu memaksimalkan vaskularisasi amigdala dimana denagn maksimalnya
amigdala ini akan mampu mempelancar peredaran darah sehingga setelah sujut maka
kita bisa merasakan ketentarman dan ketenangan jiwa.
0 komentar:
Posting Komentar