Pages

Kamis, 18 Oktober 2012

PENGARUH SUJUD KETIKA SHOLAT BAGI KESEHATAN



Pengaruh Sujud Ketika Sholat Terhadap Kerja Amigdala dalam Mengatur Sistem Limbik Manusia (Suatu Analisa Neurofisiologi)
Harapan 
Fakultas kedokteran universitas syiah kuala, banda aceh,
Naggroe aceh darussalam


Abstrak
            Shalat merupakan miditasi tingkat tinggi yang menggunakan efek anatomis dan fisiologis tubuh manusia secara rinci. Setiap gerakan dalam sholat bagi manusia baik bagi kesehatan fisik maupun batin. Sistem limbik merupakan siistem yang mengatur emosi dan tata perilaku manusia yang dikendalikan oleh beberapa komponen yang sangat kompleks, salah satunya adalah amiglada, yang memiliki fungsi dalam sistem ini. Vaskularisasi amigdala tergolong sukar dan hanya berfungsi maksimal pada posisi tertentu, salah satunya posisi sujut saat sholat. Vaskularisasi amigdala yang cukup sangat diperlukan dalam distribusi neurotranmiter yang berperan saat mengatur sistem lembik yang lain dalam menghasilkan suatu ketentraman jiwa dan ketenangan emosi.

Kata kunci : vaskularisasi amigdala, sistem lembik, sujud.

Pendahuluan
            Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan sang khalik dan alam surga, namun islam memeliki aturan dan ketentuan yeng bersifat komperhensif, harmonis, jelas dan logis. Tidak ada ajaran agama islam yang tidak logis walaupun ada beberapa anjuran yang belum difahami dengan baik, namun itu karena ilmu anusia yang belum dapat menjangkaunya. Salah satu ketentuan agama islam adalah mendirikan sholat untuk memperoleh kebaikan. Sesuai dengan firman Allag SWT dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45.
            Ketenangan jiwa adalah janji Allah yang sudah pasti akan diberikan kepada orang yang sholat. Hati bisa menjadi tenang mengingat dan berdzikir kepada Allah, sedangkan sarana berdzikir yang paling efektif adalah sholat. Sholat adalah sarana paling efektif untuk menyegarkan jasamani dan menenangkan jiwa. Satu hal yang tidak bisa dilupakan dalam kaitan ini yaitu masalah ikhlas. Dengan siat ikhlasdapat menghasilkan sholat khusyu’. Dengan rasa ikhlas dan kusyu’ inilah semua berawal untuk tercapainya ketentraman jiwa, ketentraman batin dan emosi atau kemenangan.
            Diantara temuan terdahulu tentang sujut dalam sholat adalah seperti yang terdapat dalam buku Mukjijat Gerakan Sholat, karangan Madyo Wratsongko mengungkapkan bahwa gerakan sholat dapat melenturkan urat saraf dan mengaktifkan urat saraf dan mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemana tubuh. Gerakan sujud membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh, membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah dibagian dalam tubuh seperti arteri koronaria.
            Selain itu, sujut mengalirkan getah bening dari tungkai-perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dengan meletakkan tangan sejajar dengan bahu atau telinga, maka akan memompa getah bening diketiak keleher. Selain itu, sujut juga melanjarkan sistim peredaran darah himhha dapat mencegah wasir. Tapi sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot.
            Penelitian di Amerika menyebutkan terdapat beberapa saraf di dalam otak manusia yang sulit dimasuki oleh darah. Padahal seluru bagian otak manusia emmerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara lebih normal. Tetapi ketika orang sedang sujud, maka darah menaglir keotak bagian tersebut. Bagian otak ini memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki saraf ini menurut kadar waktu yang ditentukan dalam sholat. Bagian yang dimaksut tersebut adalah  salah satu komponen sistem limbrik yang paling berperan yang dinamakan amigdala.
            Oleh karena itu maka tulisan ini akan mencoba memabhas tentang manfaat yang akan didapatkan berupa perubahan yang luar biasa yang meliputi ketenangan jiwa dan emosi  dengan mendirikan sholat dengan benar dan ikhlas.

Pembahasan
            Kata limbrik berarti “ batasan”. Digunakan untuk menjelaskan struktur tepi di sekeliling regio basal dari serebrum. Namun secara luas sistem limbrik mengacu kepada keseluruhan lintasan neuronal dan dorongan motivasional.
            Sistem limbrik terdiri dari struktur-struktur yang berkaitan satu sama lain yang terdiri amigdala, hipotalamus, hipokarmus, septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuklei anterior thalamus, dan bagian ganglia basalis. Sistem limbik dipengaruhi oleh kortek prefrontal.
            Sistem limbrik manusia meliputi fungsi dalam pembelajaran kompleks, bernalar dan emosi yang meliputi ; pengaturan tekanan darah, rasa marah, rasa senang, rasa ngantuk, pengatur rasa haus dan lapar, seksualitas, ketenangan, rasa terhukum, rasa takut, rasa kasih sayang, keadilan, pemaaf dan masih banyak yang lainnya.

            Amigdala adalah salah satu komponen sistem limbrik yang paling menonjol, merupakan pusat utama pengumpulan data sensoris dan penghantar informasi emosi. Amigdala menerima data sensoris dari thalamus, batang otak dan kuncup pengecapan, juga informasi sensoris yang terintegrasi dari aderah asosiasi korteks serebral. Sinyal neuron melewati amigdala dan hipotalamus serta batang otak dengan arah berlawanan dan suatu jalur utama sinyal yang memicu eksprsi emosional merambat dari amigdala ke sistem otonom dan sistem motoris somatik melalui hipotalamus dan formasi retikular batang otak.
            Emosi terjadi dimulai dari dalam amigdala. Amigdala bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ancaman dari luar, ancaman keamanan dan memberikan ancaman “alarm” ketika sebuah ancaman mambutuhkan penanganan. Amigdala akan memberikan respon sebelum wilayah korteks ( bagian dari otak yang bertanggung jawab terhadap kerasionalitas dan keputusan) dalam memproses kerasionalan tubuh. Bisa dikatakan, otak memiliki sistem elektrikal sedemikian sehingga tubuh menyadari apa yang dilakukan.
            Komponen yang bertugas dalam rasionalisasi sebuah emosi adalah salah satu komponen dari sistem limbrik yang dinamakan kortek prefrontal ( prefrontal cortex = PFC ). Kortek prefrontal ini berfungsi sebagai pemproses rasionalitas dan pengambilan keputusan. Ketika amigdala mengontrol emosi, kortek prefrontal mengendalikannya dalam proporsi seimbang. Saat emosi, kadar norepinefrin tinggi dalam prefrontal cortex, yang menyebabkan fungsi-fungsi wilayah otak ini tidak berjalan penuh. Kortex prefrontal ini yang berlokasi diotak bagian depan ini juga memproses suatu rangsangan untuk diolah, ditelaah berdasarkan informasi dan pengalaman yang pernah terekam dalam memeori. Kemampuan untuk menghambat tingkah laku yang tidak sesuai, pengaturan fokus, monitor aksi, perencanaan dan pengorganisasian aksi masa depan juga bagian dari tugas korteks prefrontal.
            Sehingga dapat disimpulkan sementara bahwa komonen sistem limbrik saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain, sehingga jika suatu komponen mengalami gangguan maka akan mempengaruhi fungsi komponen sisitem limbrik yang lain. Berdasarkan tinjaun anatomi, tidak semua komponen sistem limbrik (seperti amigdala) teraliri darah pada setiap posisi tubuh namun hanya akan memperoleh asupan darah yang sempurna pada kondisi-kondisi tertentu misalkan pada saat posisi kepala lebih rendah dari jantung seperti praktek sujud dalam sholat. Amigdala memerlukan aliran darah yang memadai untuk tranportasi bahan kimia untuk fungsinya yang sangat komplek dalam sisitem limbrik ini.
            Struktur amigdala merupakan komplek nukleus yang terletak dibawah korteks tiang (pole) medial anterior lobus temporalis, yang memiliki banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipotalamus seperti juga dengan sisitem limbrik lainya. Jadi ada suatu mekanisme saling keterkaitan fungsi satu denga yang lain, jadi jika satu komponen baik maka dapat diharapkan kerjanya dapayt mempengaruhi komponen yang memiliki keterkaitan dalam sistem limbrik ini.
            Amidala bertanggung jawab sebagai pusat penegndalian alam semsta. Amigdala memiliki anyak hubungan dengan komponen lain dalam sisitem limbrik, oleh karena itu amgdala menerima sinyal neuronal dari semua bagian korteks limbrik seperti juga dari neokorteks lobus temporalis, parietal dan oksipetal, terutama dari area asosiasi auditorik dan daerah asosiasi visual. Selain emerima sinyal dari anyak komponen, amigdala juga menjalankan sinyal ke neorokorteks yang sama ke hipokamus, septum, thlamus dan hipotalamus. Dengan kata lain amigdala memperoleh imput sensori dari area asosiasi visual, auditori dan samatosensorik. Hubungan ini memungkinkan amigdala memegang peran penting dalam aktivitas efektif seperti rasa persahabatan, rasa cinta, ekspresi rasa takut dan sifat agresif. Hubungan antara komponen sistem limbrik diperhatikan pada Gambar 2




            Dari gambar 2 juga dapat diperhatikan bahwa amigdala maupun hipotalamus (yang juga menerima sinyal dari amigdala) memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang aka dihasilkan dari rangsangan ini dapat memicu komponen pembentuk stres namun juga dapat memicu komponen penentram jiwa. Komponen perilaku ini paa amigdal maupun pada hipotalamus pada nukleus-nulkleus berbeda sehingga pemunculannya berdasarkan bagian mana yang mengalami rangsangan. Komponen perilaku yang berbeda ini tidak akan muncul pada waktu yang bersamaan. Tidak akan pernah suatu perasaan stresmuncul secara bersamaan dengan perasaan senang. Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi peningkatan keresahan sehingga situasi panik pada akhirnya akn timbul. Hal ini terjadikarena rangsangan ini karena pengembalan melalui hipotalamus ke sistem limbrik kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin. Sehingga membuat orang yang sering emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak terkontrol dalam perbuatan, dan melakukan perbuatan yang mungkar.
            Karena perangsangan terhadap komponen perilaku ini tergantung pada bagian mana yang dirangsang. Maka dengan melakukan sujud pada saat sholat akan meningkatkan rangsangan untuk komponen perilaku tentram, damai dan bahagia sebaliknya akan menekan rangsangan komponen perilaku untuk perasaan emosi, cemas, amrah, gelisah serta rasa seksualitas.
            Emosi diproses diamigdala baik secara langsung atau melalui sistem komponen limbrik yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi yang kerjanya dijalankan hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang akan timbul- baik itu rasa sengang atau kecewa, marah atau bahagia serta emosi yang lain-ditentukan oleh amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, namun konsep dan pola emosi yang akan dibentuk sudah amigdala walaupun hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen perilaku dengan rangsangan listrik pada penelitia terdahulu. Komponen perilaku yang dibentuk ditentukan oleh bagian mana dari hipotalamus  yang dirangsang oleh amigdala. Jika bagian hipotalamus yang dirangsang adalah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya rasa marah (nukleus porifornikal) maka akan muncul rasa marah, sebaliknya jika yang ditekan oleh amigdala maka rasa marah akan tertekan, maka yang muncul adalah perasaan tenang. Selain rasa marah, amigdala juga akan mempengaruhi pemunculan komponen-komponen emosional lainnya seperti yang tertera pada Gambar 2.
            Secara normal, tubuh kita selalu memperoleh rangsangan dari lingkungan, sebagai tanggapan umum untuk rangsangan ini, kelompok sel saraf tertentu yang dinamakan caeruleun nucleus menghasilkan norepinefrin, maka jika sadar norepinefrin ini terlalu rendah maka akan menyebabkan depresi sedangkan jika kadarnya terlalu banyak maka akan menghasilkan stress berat. Bagian lain yang disebut substansia Nigra pada formation reticularis menghasilkan dopamin jika dirangsang oleh perasaan tenang atau senang. Selain itu rangsangan oleh perasaan senang tenang akan mengikuti suatu rute yang dinamakan pleasere reward mesolimbic yang terutama diperantai oleh amigdala, hipakampus dan nucleus accumbens. Rute ini dipicu oleh pengeluaran serotonom oleh hipotalamus saat perasaan senang atau tenang muncul., selanjutnya seretonom ini memicu segmental benral menghasilkan dopamin, dopamin ini dikirim ke amigdala, hipakampus dan nucleus accumbens yang akan bertanggung jawab terhadap rute pleasure reward mesolimbic.
            Oleh akrena itu, rangsangan amigdala mengatur sistem limbrik yang lain sesuai dengan sinyal yang diterima olehnya. Karena sinyal yang diterima berupanorepinefron atau dopamin atau yang lainnya adalah suatu neurotransmiter sehingga memerlukan aliran darah untuk transportasinya. Maka secara langsung aliran darah sangat mempengaruhi perangsangan yang sampai pada amigdala. Salah satu yang paling penting adalah dopamin sangat sukar menembus sawar darah otak sehingga sistem limbik yang diperantarai oleh neurotransmiter ini yaitu ketentraman jiwa relatif  sukar dicapai. Karena rangsangan dari lingkungan terus menerus-menerus datang maka untuk menanggapi hal ini caeruleum nucleus menghasilkan norefinefrin. Kadar norefrinrfrin yang dihasilkan oleh caeruleun nucleus ini adalah faktor penyebab ketegangan.
            Berkaitan dengan hal diatas pada tahun 2001 Itzhak Fried dari UCLA School of Medecine dan koleganya dari berbagai universitas memperlihatkan bahwa ada peningkatan dopamin ekstraseluler pada amigdala yang diukur secara langsung dengan mikrodialisasi intraserebral pada stimulus reward ( yang disamakan dengan perasaan senang dan tentram) dan ketika mengerjakan tugas kognitif sedang berlangsung.
            Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa rasa ikhlas dan rasa kusyu’ sangat penting saat sujud salam sholat untuk memperoleh ketenangan jiwa dan ketentraman batin. Karena dengan ikhlas dan kusyu’ akan memicu perangsangan jalur produksi dopamin yang akan didistribusikan ke amigdala untuk merangsang komponen perilaku tenang, ketentraman jiwa dan ketentraman emosi.
            Jika rasa ikhlas dan kusyu’ tidak muncul maka yang akan terjadi adalah perasaan hampa, tida ada perubahan emosi dan perilaku yang akan kita peroleh setelah melakukan sholat. Bahkan bisa menyebabkan semakin bertambahnya emosi atau kecemasan yang dihadapi. Hal ini sesuai seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa terjadi umpan balik yang menyebabkan perangsangan sistem limbrik untuk komponen stres melalui hipotalamus yang akhirnya dilanjutkan ke korteks prefrontal dengan mengahsilkan katekolamin.
           
Kesimpulan
Sujud yang dilakuka pada saat sholat mampu memaksimalkan vaskularisasi amigdala dimana denagn maksimalnya amigdala ini akan mampu mempelancar peredaran darah sehingga setelah sujut maka kita bisa merasakan ketentarman dan ketenangan jiwa.


0 komentar:

Posting Komentar