Dasar-Dasar Pembuatan Sabun
Bahan dasarnya adalah NaOH/KOH dan minyak atau lemak, bisa hewani ataupun nabati
dan ada yang campuran. Tentang minyak, terutama yang nabati, ada sabun
yang hanya memakai satu macam minyak saja, ada juga yang memakai sampai belasan
macam minyak. Nah, jenis minyak yang dipakai serta racikan atau resepnya,
perbandingan takaran masing-masing minyak sangat berpengaruh pada mutu sabun
yang dihasilkan.
Saponifikasi
Agar menjadi sabun, minyak harus
diolah melalui sebuah proses yang disebut saponifikasi, yakni bereaksinya asam
lemak dengan basa atau alkali, dalam hal ini adalah NaOH (di pasaran disebut
soda api) untuk sabun padat, atau KOH untuk membuat sabun cair.
Masing-masing jenis minyak mempunyai angka saponifikasi yang berbeda satu
sama lain. Angka saponifikasi menunjukkan seberapa banyak soda yang
diperlukan agar minyak tersebut berubah menjadi sabun. Berarti, makin
banyak jenis minyak yang dipakai agak makin rumit hitungannya.
Super-fatting
Bila soda api atau NaOH yang dipakai
terlalu banyak, sabun akan menjadi “keras” dalam arti bisa berbahaya bagi kulit
karena bersifat terlalu basa/alkali sehingga kulit menjadi hitam (korosi kulit).
Minimal kulit akan kering dan bisa terasa gatal-gatal. Bila jumlah
soda apiyang dipakai kurang, akan ada minyak yang tidak tersaponifikasi,
artinya sabunnya mengandung minyak sehingga busa yang dihasilkan tidak ada.
Sampai batas tertentu ini bagus dan banyak pembuat sabun yang dengan
sengaja membuatnya demikian karena minyak membuat kulit menjadi lembab.
Istilah persabunannya adalah “super-fatting” dan biasanya “super-fatting”
antara 5% sampai 8% malah dianjurkan.
Peranan jenis minyak dalam mempengaruhi mutu sabun
Minyak atau lemak mengandung
berbagai macam asam lemak yang satu sama lain berbeda. Ada sederet nama
asam lemak yang terkandung dalam minyak/ lemak bahan sabun: asam oleat,
palmitat, ricinoleat, laurat, linoleat, linolenat, stearat dan myristat adalah
yang paling penting. Satu minyak bisa mengandung satu atau beberapa asam
lemak misalkan minyak kelapa (VCO). Masing-masing asam lemak ini pun punya
khasiat sendiri terhadap sabun, yaitu dari segi keras/lembeknya sabun, daya
bersihnya (kemampuannya mengikat lemak di kulit), daya pelembabnya, dan
kemampuan menghasilkan busa. Ada dua macam busa yang bisa dihasilkan:
busa berbuih/gelembung yang cepat hilang dan/atau busa krim yang lebih stabil,
tahan lebih lama. Lihat tabel sifat asam lemak di bawah.
Kepadatan/
kekerasan
|
Daya
bersih
|
Daya
pelembut/ penghalus
|
Busa buih
|
Busa krim
|
|
Laurat
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
||
Myristat
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
||
Palmitat
|
Ya
|
Ya
|
|||
Stearat
|
Ya
|
Ya
|
|||
Ricinoleat
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
||
Oleat
|
Ya
|
||||
Linoleat
|
Ya
|
||||
Linolenat
|
Ya
|
Nah, sekarang kita kaji berbagai asam lemak itu;
terkandung dalam minyak apa saja mereka, terutama yang dipakai membuat sabun
SoapyNature. Semuanya ada 7 macam minyak/lemak yang berbeda yang dipakai
dalam pembuatan SoapyNature: minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun dan mentega
putih (vegetable shortening) sebagai bahan utama, ditambah minyak
castor (minyak jarak), minyak habatussauda (hanya untuk SoapyNature
habatussauda) dan asam stearat.
- Minyak kelapa: menghasilkan sabun yang keras dengan busa gelembung banyak…. daya bersihnya sangat tinggi sehingga cenderung membuat kulit terasa kering;
- Minyak Sawit: sabunnya juga keras dan busanya sedikit.
- Minyak Zaitun: sabun yang dihasilkan cenderung empuk tetapi kemampuannya melembabkan kulit sangat tinggi.
- Minyak kastor: sangat melembabkan kulit dan busanya sangat banyak, tetapi sabun cenderung menjadi sangat lunak.
Dari keterangan diatas maka diperlukan
perhitungan yang cukup sulit menyangkut perbandingan ukuran atau jumlah
berbagai macam minyak yang akan dipakai. Para ahli sabun telah merumuskan
rentang angka bagi masing-masing sifat utama (kepadatan, daya bersih – utamanya
untuk lemak, daya pelembab, banyaknya busa bui, dan banyaknya busa krim) yang
harus dimiliki sabun yang baik dan SoapyNature diupayakan untuk mendekati standar
yang ditetapkan tersebut, sebagaimana terlihat dalam tabel perbandingan di
bawah ini. Racikan sabun akan menghasilkan sabun yang memenuhi lima sarat
tersebut di atas, bila hitungan angkanya masih berada di dalam rentang yang
dianjurkan. Untuk masing-masing racikan sabun, angka tersebut dapat
dihitung dengan sebuah program komputer, dan hitungan yang dilakukan terhadap
beberapa jenis SoapyNature menghasilkan angka rata-rata sebagai berikut:
Sifat Yang
diukur
|
Standar
|
SoapyNature
|
Keterangan
|
Kepadatan/kekerasan
|
36 – 50
|
43 – 50
|
Lebih
banyak minyak kelapa, lebih keras.
|
Daya
bersih
|
12 – 22
|
19 – 22
|
Tergantung
pada kandungan minyak kelapa
|
Daya
pelembut & pelembab
|
45 – 80
|
47 – 54
|
Tergantung
pada kandungan olive oil. SoapyNature Zaituna50 paling tinggi.
|
Busa buih
|
14 – 33
|
23 – 25
|
Lebih
banyak kalau banyak minyak kelapa
|
Busa krim
|
16 – 35
|
24 -34
|
Banyak
dipengaruhi oleh minyak sawit
|
Semua jenis SoapyNature memang
diracik sedemikian rupa agar hasil sabunnya berada dalam rentang yang
dianjurkan, mendekati angka yang maksimal yang masih mungkin dicapai. Tetapi
semua itu memerlukan perhitungan dengan bahan lain.
0 komentar:
Posting Komentar